#INIKAH_MENIKAH?
Jalanan lenggang, bahkan terbilang sepi. Beberapa anak muda menikmati angin malam dengan ditemani jahe anget atau kopi. Warung hik, atau angkringan di kota ini populer sampai larut. Mobil silver yang membawa pasangan baru itu melewati lampu merah Maguwo dan bersiap meluncur ke arah Janti.
“Dari roman-romannya pengantin baru ya boss?” tanya sopir ramah.
“Bapak tahu saja,” Ammar diplomatis.
“Kalau iya bapak doain samawa deh.”
“Apa itu samawa Pak?” Tanya Ammar diikuti ekor matanya ke arah Zizi. Gadis manis itu beberapa kali menguap sambil menatap ke luar jendela.
“Si boss pura-pura nggak tahu, itu sakinah mawwadah wa rahman.”
“Aamiin, gitu pak jelas. Terima kasih, ya. Alhamdulillah sudah sampai.” Ammar tersenyum lega, tidak akan mendapat pertanyaan pak sopir lagi. Beberapa rupiah diberikan ke pak sopir.
“Kebanyakan boss.”
“Buat tambah-tambah Pak, barokahnya menikah.” Pak Sopir dengan senyum khasnya turun, sengaja membukakan pintu untuk
Ammar.
“Sukses boss!”
“Terima kasih Pak.” Ammar melangkah dan menggandeng tangan Zizi. Si pemilik tangan terkejut tidak mengira dengan sikap Ammar tetapi tidak menolak.
*
Kamar penginapan itu tidak terlalu luas. Entah ini kamar kelas apa, atau berapa. Ammar sendiri tidak memperjelas. Ada dua tempat tidur, atas dan bawah yang kelihatannya sama-sama nyaman. Lampu tidur yang menggantung siap menemani penghuni kamar terlelap dalam mimpi. Ah, menghempas badan capek dan mengantuk pasti nikmat seperti di surga.
Zizi duduk di kursi pojok kamar. Dia memperhatikan Ammar yang merapikan tempat tidur. Di kepala Zizi adanya hanya menyelonjorkan kaki, memeluk guling dan tidur! Apalagi ini hari yang menguras hati dan pikirannya. Lelah yang teramat, mata merem tidak bisa dikompromi lagi.
Ammar mendekati duduk istrinya yang hampir terlelap di kursi. Rasa bahagia yang membuncah begitu jelas di mata tajam itu. Debaran yang lama menemani semakin menguat. Sosok yang dulu rapuh dan tak berdaya kini dekat dan halal untuk disentuh.
Dengan sigap diangkatnya tubuh Zizi yang mulai lemas. Mata teduh itu terbuka sedikit, tak kuasa menolak tangan kokoh Ammar yang menggendongnnya dalam dekap. Aliran hangat yang menenangkan membuat Ammar gemas melihat Zizi yang terkulai.
“Kak, Zizi ngantuk banget.” Hanya kalimat itu yang didengar Ammar sebelum akhirnya Zizi benar-benar menutup mata.
Gerakan reflek Zizi sempat membuat hati Ammar melonjak. Diraihnya tangan Ammar dan dipegang kuat kemudian dibawa ke alam mimpi. Hal yang sama yang dulu dilakukan Zizi bila tidak bisa tidur. Mencari pegangan untuk mengusir rasa takutnya.
Ah, ternyata Zizi masih memperlakukanku sebagai kak Ammarnya yang dulu. Batin Ammar. Bawah sadarnya belum memberi sinyal jika laki-laki yang menunggu sekian belas tahun adalah sang suami. Ammar menghela napas, pasti tidak mudah bagi Zizi menerima hati laki-laki lain yang mendambakan dirinya.
Perlahan pegangan tangan itu terlepas. Ammar meraih kembali dan mendekatkan ke wajahnya. Tidak akan disia-siakan keindahan yang meluruhkan jiwa seorang Ammar. Dengan mengamati setiap sudut ciptaan Allah yang sempurna itu. Zizi yang ringkih telah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan kuat. Walau sorot mata teduhnya menyimpan kabut yang tidak bisa disembunyikan.
Dikecupnya tangan Zizi dengan penuh kelembutan. Kemudin beralih ke kening dan pipinya. Seperti boneka hidup Zizi tidak bergerak sedikitpun. Tangan penuh kasih itu mengusap pipi Zizi perlahan. Kembali rasa hangat menjalar, yang mendesaknya untuk melakukan petualangan yang membahagiakan. Ammar mencoba menyentuh bibir Zizi. Ketika si pemiliknya membuka mata. Hembusan napas Ammar membuat Zizi merasa ada yang aneh dalam nyenyak tidurnya.
Seperti mendapat kekuatan lain, Zizi bangun dan mendorong tubuh Ammar. Wajahnya menunjukkan kebingungan dan keheranan. Ammar yang terdorong beberapa jengkal menahan tawa dan gemas yang bergulir.
“Kak Ammar mau ngapain tadi? Kok nggak tidur di situ!”
“Zi, tolong kakak jatuh nih.”
“Ogah, nggak mau. Kakak tadi pegang-pegang ya?” Zizi mengerutkan keningnya, jilbabnya yang agak berantakan segera dirapikan.
“Kalau iya kenapa?” posisi Ammar kembali di samping tempat tidur.
“Kakak, Zizi kan malu.”
“Malu? Malu sama siapa? Di kamar ini hanya ada kita dan malaikat. Kamu tahu, kan? Malaikat siap mencatat amal shaleh pengantin baru.” Goda Ammar tepat di telinga Zizi.
Kedua pipi tanpa polesan bedak itu berubah berwarna. Tersipu dan sibuk menentramkan getaran karena tatapan hangat Ammar. Mata coklatnya membulat karena tangan Ammar mulai bergerilya kembali.
“Kakak ...”
“Hemm? Kakak hanya ingin pastikan kalau kakak tidak bermimpi. Memilikimu adalah mimpi panjang Zi. Sampai detik ini rasanya belum percaya kalau kakak bisa sedekat ini dan menyentuh lembut pipimu.”
Zizi menunduk, tidak ada yang terucap dari bibirnya. Tatapan Ammar membuatnya tidak kuasa berbalik menatap. Sesuatu mulai menyusup tanpa diminta. Belum pernah Zizi merasakan degup jantung dan hatinya bergetar dalam satu napas.
Ammar yang di depannya bukan Ammar yang dulu. Dia kini adalah laki-laki pelindungnya yang sejati. Merengkuh dengan cinta yang menguatkan kelemahan jiwa. Menumbuhkan rindu yang menjadi pengikat untuk berpadu. Ammar belahan jiwanya, sebuah untaian yang menyejukkan.
“Zi, kakak mau meminta sesuatu darimu.”
“Kakak, please Zizi belum siap.” Wajah itu berubah menegang.
“Hei, dengar dulu. Kakak mengajak shalat sunah berjamaah. Zizi ketakutan gitu.”
“Oh ... Iya, iya Zi mau sekarang wudhu dulu kalau gitu.” Ammar mengiyakan dengan senyum simpul. Seorang perempuan memang sensitif untuk urusan yang satu itu.
Hamparan karpet di ruangan itu menandai dua insan bersujud. Bersyukur pada yang Kuasa atas nikmat rezeki dan kemurahan-Nya. Ammar mengakhiri dengan salam dan berdoa.
Zizi mengamini ketika doa itu ditiupkan ke ubun-ubunnya. Dan sebuah kecupan pelan di pucuk kepala Zizi menambah afdhol ibadah mereka. Zizi menatap lurus bergeming. Rasa haru dan bahagia bercampur dalam debaran indah yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.
“Zi, angkat wajahmu!” pinta Ammar yang kini menggenggam dua tangan Zizi.
“Nah, sini kakak bantu merapikan mukenanya. Subhanallah, kamu cantik Zi apalagi kalau tersenyum. Berikan senyum manismu! yang membuat hati kakak tidak berhenti merinduimu. Senyum itu akan mennghilangkan lelah dan penat. Memberi semangat untuk terus menatap ke depan bersama-sama.”
Zizi benar-benar tidak berkutik. Tidak ada kata penolakan atas permintaan suaminya. Kak Ammarnya menyimpan kalimat indah yang mengunci hati tanpa jeda. Pipi kemerahnnya tidak bisa disembunyikan lagi. Bibir tipis itu menyunging senyum dengan rona yang menggemaskan.
Ammar menangkupnya dan memberikan rasa nyaman yang mendebarkan. Kecupan yang lama di pipi lembut Zizi.
Tangan yang dulu memberi rasa aman itu, kembali menahan dagu yang hendak tertunduk. Ammar tidak membiarkan sedetikpun pandangannya beralih. Ditatap lekat manik coklat yang berembun. Zizi membiarkan usapan ke sudut matanya.
“Kenapa Zi?” tanya Ammar lembut. Tidak ada jawaban dari gadis berbalut jilbab biru itu.
“Apa kamu ketakutan.” Zizi menggeleng, embun itu meluruhkan butiran bening.
“Zi, boleh kakak peluk?”
“Kak? Apa Kak Ammar bahagia?”
“Tentu, berdekatan denganmu seperti ini adalah mimpi kakak.” Ammar kembali mengusap butiran di pipi Zizi.
“Kak Ammar tidak akan meninggalkan Zizi?”
“Apa Zi meragukan Kakak?”
“Ibu belum tahu kita menikah. Bagaimana jika beliau tidak berkenan.” Zizi ingat perkataan bu Asma bahwa Ammar anak yang taat pada orang tuanya.
“Bukankah tadi kamu dengar perkataan ayah? Beliau yang akan menggurusnya. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.”
“Ibu pasti akan kecewa kalau sampai tahu ya, Kak?” Ammar menempelkan telunjuknya di bibir Zizi.
“Sstt, sudah jangan dilanjutkan! Sini lihat kak Ammar.”
“Apa an sih? Zi malu.” Zizi menutup mukanya menyadari hembusan napas Ammar yang begitu dekat.
“Zizi, Zizi sini sembunyi kalau malu!” rengkuhan Ammar membuat Zizi terkejut tetapi tidak bisa menghindar.
Dengan mata terpejam Zizi berusaha menghadirkan sosok Ammar sebagai belahan jiwanya. Usapan lembut di punggung meyakinkan Zizi. Hari ini dia tidak berjalan sendiri. Langkahnya menapaki kehidupan ditemani laki-laki yang penyayang ini.
Diberanikannya menyambut gerakan Ammar yang mengeratkan tubuhnya. Untuk sesaat dua jiwa itu berpadu memberi rasa hangat dan tenteram. Pelukan Zizi menguar irama jantungnya mulai berdamai.
“Kak, sudah masuk waktu sepertiga terakhir. Gimana kalau kita shalat dulu?”
“Iya, kakak setuju. Kamu ambil wudhu dulu, ya!” Zizi segera beranjak tanpa bertanya lagi. Tangan Ammar kembali menahan lengannya.
“Kakak, ada apa lagi?”
“Ada yang ketinggalan.”
“Ketinggalan, apa?”
“Ini yang ketinggalan.” Dan cup sebuah kecupan dihadiahkan untuk Zizi. Pipi itu kembali bersemu merah.
“Kak Ammar! Ih ... sebal.”
Tingkah Zizi membuat Ammar tidak bisa menahan tawa. Dipandanginya tubuh Zizi yang menghilang ke kamar mandi. Ammar mengela napas lega, ada doa yang menyerta di hatinya.
Disandarkan kepala dan mata yang mulai meminta haknya. Rasa kantuk tidak bisa ditahan lagi. Dan Ammar benar-benar tertidur.
*
Zizi menyusuri pinggir pantai. Matanya nanar mencari sosok yang dirindukan. Ammar menghilang dalam hitungan yang tidak jelas. Zizi mulai putus asa, jantungnya berdegup semakin kencang.
Dalam tangis dia terus berteriak memanggil Ammar. Bayangan kehilangan Ammar semakin membuatnya frustasi. Ya Allah cobaan apa ini? Bahkan belum lama kami bersama. Jerit hati Zizi perih.
Di antara celah bebatuan, suara lemah seseorang memanggilnya. Ya, Ammar berteriak dalam ketidak berdayaan. Zizi yang terus berjalan semakin menjauhi tempat di mana Ammar tidak bisa melangkah.
“Zizi, Zizi kakak di sini! Tunggu Zi ... tunggu!!” Zizi terus berjalan dengan terseok.
“Zizi, Zizi, jangan pergi. Kakak sendiri, tolong Zi tunggu kakak. Zizi ... Zizi.”
Ditatapnya ombak yang menjauhkan suaranya memanggil Zizi. Percikan air yang dingin membuat teriakan Ammar terhenti, tidak pecaya Zizi sudah di dekat wajahnya.
“Masya Allah, Kakak niat shalat tahajud malah tertidur, pakai ngigau lagi.”
“Oh ya? Astqfirullah, kakak mimpi rupanya. Mengingau apa tadi?”
“Itu memanggil mbak Parmi,” cebik Zizi terus berdiri mengambil mukena. Ammar melangkah ke kamar mandi.
Mimpi penghias tidur yang aneh dan menakutkan. Ammar merasa tidak nyaman bila mengingatnya. Semoga Zizi tidak bertanya tentang mimpimya yang sempat membuatnya terganggu.Ya, mungkin tadi lupa tidak berdoa.
Segera diambilnya air wudhu. Suci dan dinginnya memyejukkan, menghilangkan rasa kantuk yang menempel.
Waktu subuh kurang sebentar sedikit lagi. Zizi baru menyelesaikan murrotalnya. Ammar yang sedari tadi ikut menikmati, kini beralih duduk disamping Zizi. Gerakan Ammar yang mendadak masih saja membuat Zizi hampir mendorongnya.
“Zi, ini suamimu bukan hantu.”
“Iya, Kak maaf Zi belum terbiasa.”
“Masa manggilnya kakak melulu. Ganti dong.” Jemari Zi menjadi sasaran Ammar. Digengam dan dikecupnya.
“Panggilnya apa? Abang? Ntar sama kaya bang Tahmid.”
“Mas, Mas Ammar gimana?” Ammar menatap manja.
Zizi menahan tawa, terdengar formal panggilan ‘mas’.
“Baiklah Mas Ammar, Zi setuju saja.”
“Terima kasih, coba diulangi!”
“Mas Ammar, itu hpnya berdering.” Zi menunjuk benda persegi di atas meja.
Wajah Ammar berubah 180 derajat begitu melihat nama si penelepon.
“Siapa Kak, eh Mas kok wajahnya begitu?
“Dari ibu Dik, tolong jangan bersuara dulu!” Ammar memberi isyarat.
“Hallo, Ibu Assalamualaikum”
“Walaikimussalam, Ammar semalam tidur mana dibel ibu nggak aktif?”
“Tidur di kamar Ibu.”
Derrtt...derrtt ...dertt
Nada dering hp Zi berbunyi, lupa tidak diheningkan. Buru-buru Zizi mematikan. Ah, rezeki. Batinnya.
“Ammar hp siapa itu? Kamu beli lagi?”
“Enggak bu, ada apa ibu?” Wajah Ammar sedikit khawatir kalau ibunya terus mengejar.
“Bisa pulang sekarang! ibu sakit perut Mar. Di rumah sepi, ayahmu pergi jemput simbah.”
Ammar belum sempat menjawab ketika suara ibu memanggilnya lagi.
“Mar, ibu khawatir ini usus buntu. Cepat ya!”
Klik, hp terputus. Ibu Asma terdengar kesakitan
Dialihkan wajahnya yang serius pada Zizi. Mata itu seakan meminta pertimbangan. Mengantar Zizi ke Klaten atau pulang menemani ibu?
(Bersambung) Bag 9
a Worldle
aaron jones
agen grosir lipstik wardah murah cirebon
ambulans cirebon gratis
Anne Heche
Artemis launch
BABYDOLL
Banana
Banana Boat sunscreen recalled
Baylor
Baylor basketball
berita
bertuah
Betty White birthday
Bibit
binahong
Biodata
Bitcoin price
blaze pizza
Boat
Bob Saget dead
Boston Celtics
Brady Manek
Brentford vs Man United
Brittney Griner
brownies
bunga hias
Cain Velasquez
cctv
Cerbung
CERUTY
Chicago Bears
Cirebon
Cleveland Guardians
Communications
Cowboys
cuan
daftar blokir
Daylight savings time
dongdangan
dongdangan murah cirebon
Duke vs UNC
emas
English
Epic
F1
Florence Pugh
Free COVID test kits
GA
Gamis
ganggang
Gas
gerobak
gerobak murah cirebon
Ghost of Kyiv
grosir
Haji
Hellraiser
herbal
Hurricane tracker
Ian Book
Indonesia
info
info sehat
Instansi
IPA
Irlandia
is dead at 73
Islami
Ivana Trump
Ivana Trump is dead at 73
Japan
Japan earthquake
jasa bebersih
John Easterling
John Madden
kain
Kanye West
kap lampu
kap lampu hias
Katie Meyer
kelor
khitan
khitan cirebon
khitan gratis
khitan massal
Kim Potter guilty
korma
kosmetik murah cirebon
kost
kucing
kue kering
kue lebaran
kuliner
kurma
lampu hias
legend
Lululemon
Lunar New Year
Manchester United
Marry Me
Martin Shkreli
Meagan Good
Mega Millions
Mike Nesmith
modem
Monkeypox
Nathan Chen
National Coffee Day 2022
NCAA basketball
neo
news
NFL
north carolina basketball
nostalgia
obat herbal
orang hilang
orang iseng
orang pertama
parabola
PASHMINA
penipuan
Perusahaan
Pi
Pi Day
pi day 2022
pi pizza deals
pie
pie day
pijat
pijat lulur cirebon
pijat totok cirebon
pisang sale
Pittsburgh bridge collapse
piyahong
Pokemon
poles mobil
poles motor
Powerball
PPA
PPA Cirebon
PPA Gathering
PPA GJB
PPA Mobil Kemanusiaan
PPA Sekolah Cinta
PPALC
PPALC Cirebon
Prediksi Skor
Premier League
PREMIUM
property
psg
pulsa
pusaka
pusat pisang sale murah
Queen Elizabeth dead
quota
Raiders
recalled
Recession
Rental Mobil
Rihanna
Ronnie Spector Dead at 78
router
rusia
Russell Wilson
Samsung Galaxy S22 Ultra
SD
Sean Connery
Sekolah
sekolah alam
Sembako
seragam pramuka muran cirebon
Service
servis printer cirebon
Shane Warne
Silsilah
sirih
sirih hijau
sirih merah
SMA
SMK
Snake
soal
soal tanya jawab
software
Solsticio de verano
Sport
Steelers
sunscreen
susu etawa
Tampa Bay Buccaneers
tanah
Telur
Test TOEIC
Texas Longhorns Football
TK
Today 8A
toko emas cirebon
Tom Brady
Tommy Lee
Tottenham Sevilla
Tower of Fantasy
Tullamore
tumbuhan
TV Murah
Tyreek Hill
UFC 278
Umroh
UNC
unc basketball
unc baylor
unc vs baylor
upvc
vaksin
vape
Virgil Abloh
what is pi
wife of Donald Trump
wifi
Will Smith
Women's figure skating
Zelensky
Михаил Зеленский
토트넘 세비야
カムカムエヴリバディ
マスターデュエル
全日本大学駅伝
千と千尋の神隠し
地震
多発性骨髄腫
日本シリーズ
石原さとみ
神田沙也加
藤子不二雄A
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar