Mendung masih bergelayut, matahari tak tampak, sinarnya bersembunyi dibalik awan gelap, enggan menampakkan cerahnya.
Pak Rustam dan Bu Yati tengah mengintrogasi Hanif, mengenai keputusannya, mereka berdua menahan deru kecewa.
"Apa benar yang dikatakan Silfy, bahwa kamu hendak menceraikannya dan memintanya menikah dengan Ilham?" tanya Pak Rutam.
Hanif tak berani menjawab apapun, lidahnya terasa kelu, ia bingung, ia mulai mencintai Silfy, dan tak ingin melepas begitu saja, namun Ilham terus menagih janjinya.
"Ingat Hans, sampai kapanpun, Ibu tak akan pernah memberi restu, bagi Ibu hanya kamu laki-laki yang patut menjadi suami Silfy." tegas Bu Yati kemudian beranjak pergi.
Pak Rustam juga pergi dari hadapannya, rumah yang sempat ramai oleh canda tawa, kini kembali senyap.
Hanif kembali meninggalkan rumah, melajukan motornya menuju warung remang-remang tempat ia biasa minum ketika fikirannya mulai galau, setan-setan mulai berbisik merayu agar ia kembali meneguk minuman keras.
Hanif menghela nafas lalu menghembuskannya kasar, ia segera mengucap istighfar, kemudian kembali melajukan motor menuju masjid.
Hanif menyegarkan wajah dengan sejuknya air wudhu', melaksanakan empat rokaat sholat dhuha, kemudian berdzikir mengucap istighfar tak henti-hentinya, sesekali air matanya berlinang, hatinya tengah gamang, apakah ia harus melepas Silfy atau mempertahankannya.
Ustadz Zamroni yang kebetulan berada dimasjid nampak heran saat melihat Hanif yang tengah berdzikir sembari sesekali tangannya menyeka air matanya, ia pun menghampiri Hanif, tangannya menyentuh bahu Hanif.
"Nak, ada masalah kah?" tanya Ustadz Zamroni.
Hanif mendongakkan wajah menatap Ustadz Zamroni yang begitu diseganinya.
"Ustadz?"
"Ada masalah Nak?" tanya Ustadz Zamroni.
Hanif tertunduk malu, ia pun mulai menceritakan semua permasalahannya kepada Sang Ustadz, berharap ia akan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang ia buat sendiri.
Ustadz Zamroni berkali-kali menggelengkan kepala mendengar cerita Hanif, ia pun tersenyum.
"Lalu sekarang istrimu dimana?"
"Dirumah Ustadz." jawab Hanif.
"Dan sekarang apa kamu benar-benar ingin melangsungkan niatmu untuk menceraikannya?"
Hanif menggeleng pelan, "Saya mulai mencintainya Ustadz, tapi...."
"Pertahankan dia Hanif, jangan ragu!"
"Lantas bagaimana dengan Ilham Ustadz? Bukankah saya telah mengingkari janji saya?"
"Hanif pernikahan bukanlah permainan, ketika kau memulai lalu kau akhiri begitu saja sesuka hatimu, ketahuilah, saat kau ucapkan ijab qobul, bukan manusia saja yang menjadi saksi, tapi juga Allah dan para malaikat turut menjadi saksi, bahkan 'Arsy sampai berguncang, saking hebatnya tanggung jawab yang akan kau pikul."
Hanif merasa menyesal.
"Mungkin memang pada awalnya kalian sama-sama terpaksa menjalaninya, tapi sekarang, kalian mulai merajut apa itu yang disebut sakinah mawaddah warrohmah." jelas Ustadz Zamroni.
"Lalu saya harus bagaimana Ustadz?"
"Pertama temui istrimu, katakan bahwa Kau akan tetap mempertahankan pernikahan kalian, Kau akan tetap mempertahankannya, kalau perlu sampaikan juga padanya tentang perasaanmu padanya, kedua, temui laki-laki itu, jelaskan padanya, dan minta maaf, katakan bahwa dulu kau masih dalam keadaan labil, dan sekarang kau sudah mulai sadar, katakan dengan tegas bahwa pernikahanmu dengan Silfy bukanlah main-main, kau bertanggung jawab besar atas dirinya, insya'Allah dia akan memahami." nasihat Pak Zamroni
"Baik Ustadz." jawab Hanif mantab.
"Sekarang, pulanglah! Selesaikan masalahmu, jangan biarkan ia berlarut-larut."
"Iya Ustadz terima kasih banyak atas semua nasihatnya." ucap Hanif
Ustadz Zamroni menepuk pelan bahu pemuda yang berada dihadapannya, Hanif segera mencium tangannya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Silfy mengurung diri dikamar, seharian ia tak mau makan, dan minum, berkali-kali Bu Yati merayu dan meyakinkannya dengan mengatakan bahwa ia tak akan membiarkan Hanif meninggalkannya begitu saja, namun tetap saja Silfy menolak suapan ibunya.
Hatinya masih merasa perih, bagaimana bisa Hanof mempermainkan perasaannya, ia tak menyangka Ilham masih saja mengharapkannya untuk kembali kepadanya, sedang ia tahu bahwa dirinya telah menjadi milik orang lain.
Tak lama kemudian Hanif datang dengan membawa segelas susu STMJ dan satu bungkus nasi punel yang merupakan makanan favorit Silfy.
"Maaf ibu, biar Hanif bicara dengan Silfy." ujar Hanif.
Bu Yati menatap menantunya dengan kesal, ia lun segera beranjak pergi meninggalkan pitei dan menantunya.
Hanif mendekati gadisnya, "Minum dulu ya Fy!" pinta Hanif.
Silfy menggelengkan kepala, air matanya kembali menetes membasahi pipi.
"Tak usah lagi kamu memberiku perhatian, jika pada akhirnya aku kau campakkan Bang!" ucap Silfy menahan pilu.
Ia tak bisa membayangkan nasibnya, nasib percintaannya yang selalu berakhir menyedihkan.
Hanif tertunduk, ia meraih tangan wanitanya, namun dengan cepat Silfy menepisnya, Hanif menghela nafas lalu memghembuskannya perlahan.
"Maafkan aku Fy, aku tahu, aku telah membuat kesalahan besar, sungguh aku sama sekali tak bermaksud untuk mencampakkanmu."
"Lalu apa arti semua ini Bang? Bagaimana bisa kamu membuat kesepakatan semacam itu?"
"Maaf Fy, saat itu aku lagi kalut, ditambah lagi saat itu kau begitu membenciku." jawab Hanif mengingat kebencian Silfy kepadanya.
"Maafkan aku Fy, aku sadar aku telah menjadikan pernikahan kita sebagai permainan, bahkan aku abai akan perasaanmu." sesal Hanif.
"Tapi... Apakah kamu benar-benar sudah tak mencintai Ilham lagi Fy?" tanya Hanif kemudian.
Silfy menatap Hanif dengan tajam.
"Apakah harus Silfy jawab Bang? Tetap cinta atau tidak sama saja bukan? Perasaan Silfy tak ada artinya buat Abang." tegas Silfy.
"Bukan begitu Fy, jika memang kamu sudah tak mencintainya lagi, aku akan mempertahankanmu, mempertahankan cinta kita, dan juga pernikahan kita." ucap Hanif serius.
"Oh ya? Lantas bagaimana dengan Fitri Bang? Begitu juga dengan Mas Ilham?" tanya Silfy ketus.
"Aku tak mencintai Fitri lagi Fy, bagiku dia bukanlah siapa-siapa, tentang Ilham, aku akan jelaskan semuanya padanya bahwa kita sudah saling mencintai."
"Maaf Ustadz Hanif, saya benar-benar tidak habis fikir, bukankah anda seorang ustadz, begitu juga dengan ustadz Ilham, mustinya kalian sudah tahu bahwa pernikahan bukanlah mainan."
"Maaf Fy ,sekali lagi maaf." sesal Hanif.
Silfyah segera bangkit dari tempat tidur, ia berdiri dan berjalan ke arah pintu.
Hans buru-buru menghadang langkahnya, "Silfy
kamu mau kemana?"tanya Hanif mulai panik.
Ia takut Silfy akan pergi meninggalkannya.
"Minggirlah Bang, tenag saja Silfy tak akan pergi." jawab Silfy memastikan
Hanif pun mengegeser langkahnya, Silfy beregark maju, tangannya bekerja mengunci pintu rapat-rapat.
Hanif tertegun melihat tingkah Silfy, air matanya masih berderaian sedang kedua tangan gadis itu bergerak membuka kancing kemejanya sendiri.
Hanif segera mencegahnya, menahan kedua tangannya "Silfy, apa yang kau lakukan?" tanya Hanif.
"Kenapa Bang? Bukaknkah ini yang kalian inginkan? Kalian jadikan tubuh Silfy seperti taruhan, tanpa perduli bagaimana perasaan Silfy yang sebenarnya."
Hanif segera bersimpuh, "Maafkan aku Fy, sungguh aku tak bermaksud demikian, ku akui saat itu aku masih mencintai Fitri, dan kamu begitu membenciku, aku benar-benar bingung, namun kini, aku sudah tak mencintainya lagi, Aku mencintaimu Silfy, kamulah satu-satunya wanita yang mampu menyadarkanku untuk kembali pada-Nya, kebencianmu menjadi pelecut bagiku atas semua perbuatanku, sungguh Aku benar-benar mencintaimu Fy, aku gak bisa jauh darimu." ungkap Hanif.
Silfy terisak, ia mendekap tubuh Hanif, ia juga merasakan hal yang sama, kebenciamnya selama ini telah berubah menjadi rasa cinta, ia pun tak mau berpisah dengan Hanif, ia ingin memulai lembaran baru dengan Hanif.
"Silfy juga sangat mencintaimu Bang." ungkap Silfy jujur.
Hanif melepas pelukannya lalu menatap wajah gadis belia itu lekat-lekat.
"Benarkah apa yang kamu katakan barusan Fy?"
Silfyah mengangguk cepat, Hanif tersenyum sembari menangis, "Alhamdulillah." ucap Hanif
Ia kembali mendekap tubuh istrinya dengan begitu erat.
"Lepaskan Bang, Silfy tak mau perasaan ini semakin menjadi, bukankah Abang akan menceraikan Silfy?"
"Tidak Fy, aku tidak akan pernah menceraikanmu, kita akan terus bersama-sama, sampai mati aku tidak akan melepaskanmu Fy."
"Lalu bagaimana dengan janji Abang?"
"Persetan dengan semua itu Fy, aku sadar pernikahan kita bukan permainan, aku tak perduli, nanti malam aku akan menemui Ilham, dan memintanya untuk pergi menjauh dan tak lagi datang menganggu kita." tegas Hanif.
"Benarkah Bang?"
"Iya Fy, aku mencintaimu, sangat-sangat mencintaimu." tegas Hanif.
Gadis itu tersenyum, tangan Hanif mengusap air mata yang membasahi pipinya, lalu bergerak mengahapus bekas air mata yang berada disudut bibirnya, Silfy memejamkan mata menikmati sentuhan lembut tangan suaminya.
Hanif tersenyum, ia tak mau lagi menyia-nyiakan kesempatan, segera ia menebus kesalahannya melanjutkan kemesamraan semalam yang sempat terhenti kerenanya.
Hujan deras kembali turun, namun tak menyurutkan niat pasangan yang tengah kasmaran untuk melabuhkan diri dalam pulau kenikmatan, menyatukan diri dalam samudra cinta, hingga bulir-bulir peluh dan deru nafas bahagia menghubungkan keduanya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
a Worldle
aaron jones
agen grosir lipstik wardah murah cirebon
ambulans cirebon gratis
Anne Heche
Artemis launch
BABYDOLL
Banana
Banana Boat sunscreen recalled
Baylor
Baylor basketball
berita
bertuah
Betty White birthday
Bibit
binahong
Biodata
Bitcoin price
blaze pizza
Boat
Bob Saget dead
Boston Celtics
Brady Manek
Brentford vs Man United
Brittney Griner
brownies
bunga hias
Cain Velasquez
cctv
Cerbung
CERUTY
Chicago Bears
Cirebon
Cleveland Guardians
Communications
Cowboys
cuan
daftar blokir
Daylight savings time
dongdangan
dongdangan murah cirebon
Duke vs UNC
emas
English
Epic
F1
Florence Pugh
Free COVID test kits
GA
Gamis
ganggang
Gas
gerobak
gerobak murah cirebon
Ghost of Kyiv
grosir
Haji
Hellraiser
herbal
Hurricane tracker
Ian Book
Indonesia
info
info sehat
Instansi
IPA
Irlandia
is dead at 73
Islami
Ivana Trump
Ivana Trump is dead at 73
Japan
Japan earthquake
jasa bebersih
John Easterling
John Madden
kain
Kanye West
kap lampu
kap lampu hias
Katie Meyer
kelor
khitan
khitan cirebon
khitan gratis
khitan massal
Kim Potter guilty
korma
kosmetik murah cirebon
kost
kucing
kue kering
kue lebaran
kuliner
kurma
lampu hias
legend
Lululemon
Lunar New Year
Manchester United
Marry Me
Martin Shkreli
Meagan Good
Mega Millions
Mike Nesmith
modem
Monkeypox
Nathan Chen
National Coffee Day 2022
NCAA basketball
neo
news
NFL
north carolina basketball
nostalgia
obat herbal
orang hilang
orang iseng
orang pertama
parabola
PASHMINA
penipuan
Perusahaan
Pi
Pi Day
pi day 2022
pi pizza deals
pie
pie day
pijat
pijat lulur cirebon
pijat totok cirebon
pisang sale
Pittsburgh bridge collapse
piyahong
Pokemon
poles mobil
poles motor
Powerball
PPA
PPA Cirebon
PPA Gathering
PPA GJB
PPA Mobil Kemanusiaan
PPA Sekolah Cinta
PPALC
PPALC Cirebon
Prediksi Skor
Premier League
PREMIUM
property
psg
pulsa
pusaka
pusat pisang sale murah
Queen Elizabeth dead
quota
Raiders
recalled
Recession
Rental Mobil
Rihanna
Ronnie Spector Dead at 78
router
rusia
Russell Wilson
Samsung Galaxy S22 Ultra
SD
Sean Connery
Sekolah
sekolah alam
Sembako
seragam pramuka muran cirebon
Service
servis printer cirebon
Shane Warne
Silsilah
sirih
sirih hijau
sirih merah
SMA
SMK
Snake
soal
soal tanya jawab
software
Solsticio de verano
Sport
Steelers
sunscreen
susu etawa
Tampa Bay Buccaneers
tanah
Telur
Test TOEIC
Texas Longhorns Football
TK
Today 8A
toko emas cirebon
Tom Brady
Tommy Lee
Tottenham Sevilla
Tower of Fantasy
Tullamore
tumbuhan
TV Murah
Tyreek Hill
UFC 278
Umroh
UNC
unc basketball
unc baylor
unc vs baylor
upvc
vaksin
vape
Virgil Abloh
what is pi
wife of Donald Trump
wifi
Will Smith
Women's figure skating
Zelensky
Михаил Зеленский
토트넘 세비야
カムカムエヴリバディ
マスターデュエル
全日本大学駅伝
千と千尋の神隠し
地震
多発性骨髄腫
日本シリーズ
石原さとみ
神田沙也加
藤子不二雄A
Senin, 01 November 2021
CINTA DIBALIK JERUJI EMAS #CDJEpart 25
Oleh : Athiyah Karim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar