Jeyya pun sempat menolak dan kekeh tidak ingin pergi bersama, sedangkan Devano hanya diam saja meskipun dalam hati berharap Jeyya berhasil membujuk mamanya meskipun tetap berakhir harus berangkat bersama.
Hening.
Itulah yang menggambarkan atmosfer antara Devano dan Jeyya. Dua-duanya tak berniat membuka pembicaraan dan sibuk dengan pemikirannya masing-masing.
Jeyya yang biasanya ceriwis, dan banyak bicara merasa tidak betah dan akhirnya memecahkan keheningan meski hanya basa basi.
"Soal pertanggung jawban lo, li bener mau terima persyaratan papa gue?" Tanya Jeyya memastikan.
"Lo tenang aja, gue bakal tanggung jawab." Jawab Devano agak kencang.
Jeyya sedikit kaget, apa Devano tidak keberatan dengan permintaan papanya itu? Jujur saja, Jeyya justru sangat keberatan. Tapi disisi lain, Jeyya sedikit lega karena akan terbebas dari para bodyguardnya.
"Lo serius? bahkan gue gak mau harus nikah sekarang. Guekan masih sekolah!"
"Tapi mau gimana lagi? gue juga ogah. Kalo lo gak mau, lo bilang aja sama nyokap lo. disini juga gue yang korban bukan elo." Sahut Devano santai.
Jeyya sedikit kesal karena dia yang dituduh. Dia memang salah, tapi Devano yang lebih berengsek telah mengambil hal yang telah dijaganya.
"Lo korban? Hellooowww ini semua gak akan terjadi kalo lo gak macem-macem sama gue. Asal lo tau, first kiss gue sangat berharga. Dan suami gue yang berhak memilikinya. Dan elo? gue aja cuma gak sengaja kenal lo dan udah berani ngambil itu dari gue!"
Pertengkaran menuju sekolah tidak bisa dihindari. Devano sudah hampir ingin menurunkan Jeyya ditengah jalan tadi. Tapi untung Devano masih punya hati.
================================================================================
Djova's Computer
Melayani jasa servis komputer, laptop, printer dll, WA Chat call 081122330543
Djova's CCTV
Melayani jasa pasang CCTV, Jual, servis CCTV, WA Chat call 081122330543
Djova's Parabola Mini
Melayani jasa pemasangan, pindahan, servis dan penjulan Parabola, WA Chat call 081122330543
Djova's Pizza n Cake
Melayani penjualan Pizza, Brownies, Bolu Ultah dll, WA Chat call 081122330543
Djova's Fashion
Melayani penjualan Gamis, jubah, mukena, kaos, krudung dll, WA Chat call 081122330543
================================================================================
"Wohoooo, kita lihat gengs seorang Jeyya datang bersama anak baru yang lagi booming." Cicit Tari heboh.
"Ada something dipagi hari guys. Kita sebagai piguran sangat tercengang." Sahut Fanya dramatis.
"Apaan sih kalian, alay banget kayak penonton bayaran." Ucap Jeyya kesal.
"Njirr, lo makan cabe berapa kilo? pagi-pagi ngomongnya pedes amat." Mendengar itu Jeyya memutar bola matanya jengah. Sahabatnya itu selalu saja bereaksi berlebihan.
"Udahlah, kalo ngebahas dia gue suka badmood." Jeyya mendudukan pantatnya dikursi.
"Kenapa?" Tanya Franka.
"Ya karna gue benci sama dia." Jawab Jeyya ketus.
Sahabatnya hanya bisa tersenyum, mereka tidak yakin jika Jeyya membenci anak baru itu. Padahal jelas-jelas mereka melihat langsung jika Jeyya berangkat bersama dengan Devano. Gak mungkinkan kalo benci mau satu motor?
Jeyya yang kesal lebih memilih diam dan menelengkupkan kepalanya dimeja sebari menunggu guru pelajaran pertama datang. Sahabatnya itu cukup memaklumi untuk tidak bertanya atau mangajaknya berbicara.
Jeyya dibangunkan saat guru jam pertama masuk. Dan inilah yang mereka benci, ulangan dadakan Matematika dari Pak Bangbang. Semuanya mendengus kesal sedangkan Jeyya biasa-biasa saja.
Setelah berkutat dengan ulangan dadakan dan pembelajaran selama 4 jam, akhirnya mereka bisa terbebas dari pusingnya menghitung rumus-rumus dan soal-soal yang bergentayangan horor. Apalagi jika bukanbbel istirahat yang menolong.
"Baiklah, pembelajaran bapak cukupkan sekian, Assalamu'alaikum."
"Wa'alakumsalam." Semua menjawab kompak.
Setelah kepergian sang guru, semua segera berbondong-bondong keluar untuk pergi kekantin dan mengisi perut mereka.
"Gila ya Pak Bangbang kalo ngasih soal suka gak nanggung." Dumel Tari saat diperjalan kekantin.
"Iya bener. Lo mah enak holang pinter, gak mikir juga ada tub isi diotak." Ucap Fanya menyindir Jeyya.
"Makannya belajar janga maen mulu." Jawab Jeyya pedas.
"Noh denger." Sahut Franka membela Jeyya.
"Iya-iya kita mah apa atuh ya Tar yang hanya remahan biskuit." Kata Fanya lebay sambil memeluk Tari. Sedangkan Tari hanya bisa pasrah dan mengangguk saja mengiyakan.
Tak terasa mereka sudah sampai di pintu kantin. Semuanya mengedarkan pandangan untuk mencari tempat untuk mereka makan, tapi sepanjang mata memandang kantin terlalu padat dan dipastikan sudah tidak ada meja yang kosong.
"Yahh telat kita." Desah Fanya.
"Kalian si tadi ngomong mulu dijalan." Jeyya kesal.
"Ya maaf." Sahut Fanya dan Tari bersamaan.
Entahlah Jeyya benar-benar badmood hari ini. Ini semua gara-gara Devano dan kebetulan hari ini juga hari pertama Jeyya PMS, jadi maklumin saja.
"Beb."
Teriakan itu sukses membuat fokus semua orang mengarah pada dirinya. Jeyya dan kawan-kawan yang melihatpun melihat kearah empat cowok dengan satu cowok yang mengacungkan tangannya.
Franka tersenyum senang dan mengajak ketiga sahabatnya untuk menghampiri meja keempat cowok itu. Ya dia adalah Arsenal. Pacar Franka.
"Untung ada kamu. Kalo gak kita gak bisa makan." Ucap Franka saat sudah duduk disamping Arsenal. Sedangkan Jeyya, Tari, dan Fanya duduk ditempat yang masih kosong.
Tatapan Jeyya kini mengarah pada satu sosok yang sedang memakan basonya dengan tenang. Bahkan tidak terganggu sedikitpun oleh kedatangan mereka.
Arsenal yang melihat tatapan tajam kearah Devano bersuara.
"Oh iya, kenalin dia Devano. Sahabat gue waktu SMP." Ucap Arsenal pada cewek-cewek.
Dengan malas akhirnya Devano menunda makanannya dan menyalami Franka, Tari, dan Fanya. Dan entah kenapa Devano melewati Jeyya.
"Gue udah kenal." Ucap Devano saat merasakan tatapan aneh dari sahabatnya.
"Tadikan si Vano datang bareng sama si Jeyya. Iya kan Je?" Tanya Keenan. Sedangkan Jeyya acuh tak menanggapi.
"Iya, gue nemu dia dijalan. Karena kasian, yaudah gue ajak aja." Sahut Devano. Dan perkataannya sukses membuat Jeyya kesal mendengarnya. Berani-beraninya dia ngomong begitu.
"Apa lo bilang? Kasihan? Gue gak butuh belas kasihan dari lo!" Teriak Jeyya. Dan itu membuat kantin gaduh, apalagi saat Jeyya memilih pergi dari sana. Dia sudah benar-benar muak bertemu terus dengan wajah mengesalkan itu.
"Maaf ya, Jeyya kalo lagi PMS emang sensitif." Ucap Franka tak enak. Sedangkan Devano acuh tak acuh dan lebih memilih melanjutkan makanannya yang tertunda.
*
Mungkin hari ini adalah hari tersial untuk Jeyya. Setelah kejadian tadi dikantin, ia juga merutuki dirinya saat pulang sekolah ia bingung harus dengan siapa. Untung saja Bima dan Fatah menjemputnya meskipun harus membuat Jeyya menunggu cukup lama. Dan yang paling Jeyya benci adalah karena sepanjang hari ini ia selalu saja bertemu dengan wajah yang mungkin termasuk pada list orang yang Jeyya benci. Bahkan sekarang, ia harus bertatap muka kembali dengan Devano.
Tadi, sekitar jam 19:00 Devano datang dengan kedua orang tuanya. Dan itu membuat mood Jeyya bertambah kacau saja.
Kedua orang tuanya sedang berbincang-bincang, mungkin mengenai mereka. Dan fakta yang Jeyya dan Devano dengar sebelumnya, ternyata papa Jeyya dan papa Devano adalah rekan bisnis. Dan hal itu membuat mereka meringis.
"Setelah papa bicarakan dengan Pak Faldi tentang masalah kalian, papa setuju kalo Devano kamu harus bertanggung jawab dan menikahi Nak Jeyya."
Duarr
Apa-apaan ini? bagaimana bisa papanya setuju? bukannya sebelum berangkat ia membuat persetujuan jika papanya harus bernegosiasi?
"Tapi pah," Devano memelas.
"Udah jangan banyak tapi-tapian. Ini juga karena kecerobohan kamu." Sela Faisal. Sedangkan Devano akan selalu kalah jika berdebat dengan papanya.
"Jeyya, papa udah setuju kalo kalian menikah. Papa sudah percaya pada Devano dia bisa melindungi kamu. Dia juga teman rekan bisnis papa dan papa sudah mengenalnya. Sebagai imbalannya papa bebaskan kamu dari Bima dan Fatah." Ucap Faldi memberi pengertian pada anaknya.
Jeyya bahagia tentunya karena akan terbebas dari pada bodyguardnya. Tapi ia juga sangat sedih karena tidak bisa menolak.
Apa mereka sedang dimanfaatkan kelancaran bisnis oranh tuanya? itulah yang sekarang ada dipikiran Jeyya dan Depano.
"Dan kami sudah setuju jika dua minggu lagi kalian akan dinikahkan. Jadi siap siaplah." Ucapan Naya membuat syok kedua anak muda dihadapannya. Jeyya suda melotot sedangkan Devano terperangah. Kenapa akhir masa SMAnya harus dilewati dengan masalah sebesar ini?
"Dan kamu Devano, mulai besok harus antar jemput calon menantu mama." Devano menghela pasrah mendengar perkataan Salsa mamanya. Sekarang ia sudah terpojokkan dan tidak bisa membantah.
Baikalah, hari ini adalah hari terburuk yang pernah ada dalam kehidupan keduanya. Ahh, mungkin hari ini dan seterusnya. Devano maupun Jeyya mengklaim hal itu pada diri mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar