Sepertinya teman sekelasnya tidak ada yang berniat bolos atau pulang lebih awal. Ini dibuat Jeyya sebagai peluang untuk dia bisa kabur dari kedua bodyguardnya. Pasalnya Bima dan Fatah tidak akan tau kalau Jeyya sedang jamkos. Karena meskipun mereka terus menguntiti Jeyya, tapi tidak jika dikelas dan lingkungannya. Bima dan Fatah tetap menunggu Jeyya digerbang bersama satpam sekolah.
"Gue pulang duluan ya," Kata Jeyya sukses membuat ketiga temannya memandang penuh pertanyaan.
"Gue pusing." Lanjutnya.
"Yaudah lu balik aja, mumpung jamkos juga." Kata Tari.
"Apa mau kita anter Je?" Tanya Franka bernada khawatir.
"Ah, gak perlu kok. Kan gue punya bodygard." Sebisa mungkin Jeyya meyakinkan ketiga sahabatnya itu agar percaya. Setelah banyak bernegosiasi akhirnya Jeyya keluar kelas tanpa ketiga sahabatnya.
Ia berjalan menyusuri lantai demi lantai karena kebetulan kelasnya ada dilantai 2. Jeyya berjalan tergesa melewati setiap koridor dan berjalan mengendap ketika hampir sampai diparkiran. Dan sialnya parkiran terlihat bebas dari arah gerbang. Itu menyulitkan Jeyya untuk kabur, Jeyya harap keberuntungan memihaknya kali ini.
Dan tepat sekali. Dewi fortuna benar-benar memihaknya hari ini. Terlihat seorang cowok yang akan menghampiri motor sportnya. Jeyya terus memandangi laki-laki itu karena sebuah ide gila terlintas dikepalanya begitu saja. Saat dia sudah menaiki motor dan memakai helm full facenya, Jeyya langsung berlari kearahnya dan naik dibelakang membuat kaget laki-laki itu.
"Please bawa gue kemana aja." Kata Jeyya sambil menggoyangkan pundak laki-laki yang entah siapa itu.
"Apa?" entahlah hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutnya.
"Buruan jalan. Gue mohon jalanin motornya sekarang!" Sahut Jeyya sedikit berteriak.
Akhirnya laki-laki itu menjalankan motor sportnya meski banyak pertanyaan yang terngiang dikepalanya.
Saat melewati gerbang, Jeyya sengaja menjulurkan ludahnya pada Bima dan Fatah. Kedua bodygardnya itu melongo dan sedetik kemudian saling pandang dan tersadar. Mereka lansung melesat menaiki mobil dan mengejar Jeyya dengan entah siapa orang yang berani membawa kabur nonanya itu.
"Cepet cepet cepet! Jangan sampe mereka ngejar kita." Teriak Jeyya tidak bisa diam. Dia terus saja menepuk pundak laki-laki penolongnya itu, membuat yang mengemudi sedikit kesal.
Motor sport itu terus saja melaju dengan kecepatan yang cukup besar dan meliuk-liuk membelah jalanan kota tanpa tujuan entah kemana.
Bima dan Fatah terus saja mengikuti motor sport itu. Hingga akhirnya kehilangan jejak karena terakhir yang mereka lihat motor itu memasuki gang sempit yang tidak memungkinkan sebuah mobil masuk. Alhasil mereka harus turun dan berjalan kaki.
Sedangkan Jeyya sedang bersembunyi dengan orang yang entah siapa. Yang jelas mereka satu sekolah. Bersembunyi dibalik semak semak gang sempit membuatnya sulit bergerak sedangkan posisi Jeyya kali ini sangat dekat dengan laki-laki asing yang sama sekali Jeyya tidak kenali. Jeyya melirik name tag orang itu yang tepat ada didepan matanya.
"Devano." Gumamnya. Namun masih bisa didengar oleh orangnya karena posisinya yang begitu dekat.
Devano melirik Jeyya yang ada didepannya yang meskipun jongkok lebih pendek darinya.
"Apa?" Tanyanya ketus.
"Nggak. Gue cuma baca name tag lo." Jawab Jeyya tak kalah ketus.
"Oh." Respond Devano acuh.
Devano sedikit mendongakkan kepalanya untuk mengintip memastikan jika mereka aman. Rasanya disini Devano yang menjadi buronan.
Ketika melihat Bima dan Fatah berjalan mendekati semak semak tempatnya berbunyi, Devano langsung membekap mulut Jeyya dan lebih merapatkan tubuhnya. Jeyya sangat terkejut apalagi sekarang posisi mereka yang seperti berpelukan.
"Sial! Kemana bocah sialan itu membawa nona." Umpat Bima.
"Sepertinya mereka tidak ada disini. Lebih baik kita cari ketempat lain saja." Terdengar Fatah mengajaknya untuk beranjak.
Devano mendongakan kembali kepalanya. Terlihat para pria itu sudah menjauh. Ia melepaskan bekakapannya dan hendak berdiri bersamaan. Tapi sayangnya Rok Jeyya tersangkut disemak semak alhasil Jeyya kehilangan keseimbangannya dan malah menarik seragam Devano.
"Aww." Ringis Jeyya begitu nyaring ketika punggungnya membentur tanah.
Bimo dan Fatah yang menengarnya pun berbalik dan mencari sumber suara ringisan itu. Mereka yakin itu adalah suara nona nya.
Saat mereka menemukan nonanya, mereka sangat kaget. Bagaimana tidak, posisi Devano yang saat itu ada diatas tubuh Jeyya. Dan lebih parahnya lagi bibir Devano menempel dibibir mungil Jeyya yang tengah pingsan.
Sungguh, Devano syok saat itu. Tubuhnya yang tiba-tiba ikut limbung ketika gadis yang diname tag seragamnya bernama Jeyya itu menarik seragam bagian badannya. Ditambah posisi mereka sekarang membuat Devano malah membulatkan matanya.
"Apa yang sedang anda lakukan pada nona kami?!" Teriak Bima.
Devanon yang menyadari posisinya langsung berdiri.
"Tidak, tidak ini salah faham." Jawab Devano sambil melambai lambaikan tangannya.
"Lihat nona kami sampai pingsan seperti ini! Kamu harus ikut kami dan bertanggung jawab!" Ucap Fatah sambil menarik tangan Devano agar mwngikutinya. Sedangkan Jeyya didibawa Bima kemobil.
"Disini saya tidak bersalah. Saya bahkan gak kenal dia." Bela Devano yang meronta.
"Kamu tidak usah bohong! Kami melihatnya sendiri." Jawab Fatah dan memasukkan Devano pada mobil yang sama dengan Jeyya.
"Motor saya?" Tanya Devano polos.
"Saya yang bawa. Sekarang kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan pada nona kami." Kata Fatah dan menutup pintu mobil dengan kasar.
================================================================================
Djova's Computer
Melayani jasa servis komputer, laptop, printer dll, WA Chat call
081122330543
Djova's CCTV
Melayani jasa pasang CCTV, Jual, servis CCTV, WA Chat call 081122330543
Djova's Parabola Mini
Melayani jasa pemasangan, pindahan, servis dan penjulan Parabola, WA Chat call
081122330543
Djova's Pizza n Cake
Melayani penjualan Pizza, Brownies, Bolu Ultah dll, WA Chat call
081122330543
Djova's Fashion
Melayani penjualan Gamis, jubah, mukena, kaos, krudung dll, WA Chat call
081122330543
================================================================================
Entahlah, mungkin Devano masih syok dan tidak mengerti. Bahkan kemana jurus bela dirinya? dia hanya bisa meronta ketika digiring kedalam mobil oleh pria bertubuh cukup kekar.
Sial sekali. Diahari pertamanya menjadi siswa baru sudah menjadi seperti ini! Harus bertanggung jawab padahal tidak melakukan kesalahan. Bahkan disini dia korban, tapi dia yang harus betanggung jawab. Apa apaan ini semua? Devano benar-benar tidak mengerti!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar